Rabu, 04 Juli 2018

Perjalanan dengan seorang waria cantik

Perjalanan

Perjalananku dengan travel menuju kota Palembang sering bertemu dengan bermacam tipe manusia. Kalo sedang mood aku sering berbincang apa saja dengan teman penumpang duduk disebelahku. Lumayan, berbagi pengalaman dan ilmu akan menambah wawasan. Hari itu pak sopir antusias sekali nampak riang diwajahnya. Sambil berguman dia nyelutuk.

“Sebentar ya, mobil kita belok ke seberang dulu, mau jemput penumpang” jelas pak sopir tak sabar.

Dari ruko turun seorang dengan tas di tangannya. Aku sempat pangling, keren amat nich orang!, semua penumpang di dalam mobil menatap kagum kearahnya, dalam hati aku mengira, ini anak unik sekali!. Dia mengambil duduk disampingku. Kupandangi lagi wajahnya lekat-lekat dan membuatku iri dengan ciptaan Tuhan. Highlight rambutnya putih keemasan terurai panjang dan bergelombang bak mahkotanya ratu kecantikan, rawut wajahnya putih bersih dan hidungnya tidak seperti milikku datar. Bicaranya sangat kemayu. Benar-benar kecantikannya melebihi wanita.

“Mau kemana?” tanyaku membuka pembicaraan

“Biasa mbak mau ke tempat teman, biasa sering naik pesawat” jelasnya sedikit sombong. Aku bertambah penasaran ingin tahu lebih banyak tentangnya. Setelah panjang lebar dia cerita akhirnya saya tahu kalo dia memiliki 3 ruko untuk jual pakaian, satu ruko miliknya pribadi. Wah, tidak dapat dibayangi suksesnya dia berjualan pakaian di kota kecil ini. Wajar saja dia sering berpergian menghamburkan uangnya.

“Tinggal di kota berat juga ya, semua serba mahal?”aku mencoba memecah kesunyian

“Berat bagi yang tidak punya uang, yang memilki uang tentu tidak kilahnya lagi” tentu dia tidak memiliki permasalahan yang sulit jika bisnisnya sukses pikirku. Kadangkala saya sering mengutuk diri tidak bisa bebas finansial, memang bermacam cara telah dilakukan tetapi sering mengalami jalan buntu. Mungkin belum menemukan formula yang benar. Berbincang-bincang dengan penumpang kadang asyik juga apalagi mereka memiliki skill dan lapangan kerja berbeda denganku, siapa tahu bisa mencuri ide dari mereka. Dipertengahan jalan pak sopir berhenti agar penumpang dapat buang hajat dan menunaikan sholat.

”Waria berhenti gak ya? pikirku, karena WC lelaki dan perempuan terpisah. Mau campur dengan WC lelaki tapi dia merasa diri sebagai wanita. Pasti dia menahan hasratnya untuk buang hajat,”pikirku lagi.

Dasar pak sopir kurang sensitif, bayangkan 12 jam perjalanan dia tidak bisa buang hajat. Berarti berat juga ya penderitaan seorang waria jika bepergian. Ternyata penipuan yang paling menyiksa itu adalah menipu diri sendiri demi sebuah pencitraan.

Saya pernah beberapa kali bertemu dengannya di rumah makan jika bepergian ke Palembang. Aku melihat semua terhipnotis memandangnya. Gerak-geriknya dan tutur katanya yang ayu dan sekali-kali dia melemparkan rambutnya kesebelah wajahnya, agar nampak imut-imut. Tetapi kejantanannya tidak bisa disembunyikannya ketika menelan menu makanan di depannya. Menguyahnya sangat cepat sekali, seperti tukang bangunan yang sedang kelaparan. Walau sesekali ritme makannya diperlambat. Tenaga wanita berbeda dengan lelaki ya? perempuan memang makhluk yang lemah, apalagi jika menghadapi permasalahan sering berlarut-larut dan kerja pun semuanya menjadi lambat menyimpan penderitaan yang dipikulnya.

Dari segi psikologi kejiwaan wanita memang memiliki perbedaan dalam menghadapi masalah dan konflik hidup. Lelaki lebih kuat dan mampu bertahan menghadapi kompetisi kehidupan. Kelemahan jiwa memang membuat orang menjadi lemah dan larut dengan permasalahannya. Beribu penyesalan dan hujatan kebencian menguras energi membuat kita akhirnya tidak produktif. Tetapi tidak semua perempuan lemah dan lelaki kuat. Tergantung hidup dan pengalaman yang menempa hidup seseorang. Imunitas terhadap cobaan dan kerasnya hidup setiap yang dihadapi memang berbeda. Temuan hidup. Ada yang diberi kemudahan dan kelonggaran mengalami cobaan, tetapi bukan berarti kegagalan membuat seorang menjadi lemah. Bisa jadi kegagalan memberi pengalaman dan pembelajaran dalam hidup kita.

“Perempuan memang sedikit berbeda menghadapi masalah kehidupan. Mengeluarkan air mata dan bercurhat cara yang ampuh untuk mencoba keluar dari problema hidup. Saya sering menjadi pendengar yang baik jika mendengar keluhan orang lain, kadang memberi beberapa solusi yang bisa membantu permasalahan yang dihadapi mereka. Tidak ikut larut dan mencoba mencari penyelesaian yang baik adalah cara yang bijak membantu teman keluar dari permasalalhannya.

Nampak bulan keluar dari sembunyiannya. Teriknya menerangi negeri dan membangunkan manusia dari mimpi indahnya dan nampak beberapa para pedagang hiruk pikuk untuk mengais rezekinya. Mungkin jam 3 an mereka sudah berkutat di pasar menyiapkan dagangannya untuk pembeli. Beberapa orang nampak hilir mudik melewati jalan menuju tempat kerjanya. Para penumpang pun sudah siap berkemas dengan barangnya dan pak sopir pun satu persatu menanya alamat para penumpang. Giliran teman sebelahku pak sopir berteriak.

“Mbak, turun dimana? tanya pak sopir. Aku yakin pak sopir tidak mungkin bodoh untuk mengenal identitasnya sebagai lelaki. Tetapi pak sopir menyapanya sebagai perempuan. Pasti riangnya dia disapa dan dipanggil seperti itu. Kadangkala kita memang harus belajar berbohong demi sebuah kebahagiaan untuk orang lain. Jangan pernah memandang sebelah mata dan memvonis diri orang, setiap orang kita bisa belajar. Seperti pertemuanku dengan seorang waria. Ada sisi lain yang bisa kita contek. Mungkin kita sering melihat komunitas mereka, tetapi kenapa ya Tuhan selalu memberi rezeki mereka lebih banyak dibanding orang lain. Ternyata, kecintaannya terhadap profesi membuat mereka lebih unggul untuk berkompetisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar